- Sebelum gue lupa, gue nulis apa yang bisa gue inget dari trip kemarin..
Medan
Pertama kali gue ngerujak malam-malam ya di kota ini. Persis di seberang mesjid raya ada banyak kios rujak yang buka dari siang sampai malam. Gue kesana jam 9 malam, abis makan malam sate padang hehe..di Medan kok makan sate Padang ya :p
Kalau dari majalah lokal yang gue baca, yang paling terkenal namanya rujak kolam raya. Bumbunya sama aja sih sama kebanyakan rujak yang ada di Jakarta, bumbu gula merah pakai kacang tanah. Cuma yang bikin beda adalah buahnya. Nanas disini besar banget, warna dan teksturnya kayak nanas kalengan, cuma agak kurang manis.
Sanggau
Kabupaten Sanggau ini bisa ditempuh sekitar 5 jam dari Pontianak atau kalau mau lebih cepat bisa sih 4 jam. Tapi harus lewat jalan pintas yang jelek banget selama 1 jam. Awalnya gue bingung juga kenapa kita harus shooting disini, tapi dijalanin aja :p Ternyata karena Kabupaten Sanggau ini sedang giat-giatnya mempromosikan Kabupatennya, jadi mereka ngundang kita untuk shooting disini.
Kota Sanggau sendiri kecil dan agak gersang, kita nginep 2 malam disana.
Kabupaten Sanggau juga terkenal dengan daerah Entikong, perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Pintu masuk darat dari Indonesia ada di Entikong dan Malaysia ada di Tebedu. Entikong ini konon kabar daerah yang penghasilan daerahnya paling kaya di Kalimantan.
Nah, karena kita ngga tau kalau akan diajak jalan-jalan ke perbatasan ini, jadi ngga ada yang bawa paspor. Jadinya pas masuk perbatasan kita dikawal sama mobil polisi dan ngga bisa jalan-jalan terlalu jauh deh.
Miris lho liat perbedaan antara Entikong dan Tebedu, mulai dari kebersihan, bentuk bangunan, mobil-mobil yang parkir sampai udaranya juga berasa beda banget. Padahal gunung yang kita liat tetap sama, udaranya juga sama. Kenapa bisa gitu ya?
Salah satu polisi yang nganter kita juga bilang, orang Indonesia yang ada di Entikong ini juga lebih seneng belanja ke Malaysia soalnya barangnya lebih beragam dan lebih murah.
Manado
Gue makin cinta negeri ini begitu gue sampai di Manado. Udaranya enak, makanannya enak dan orangnya baik-baik. Sayang karena pas kita kesana cuacanya lagi agak kurang bersahabat, tiba-tiba mendung trus panas, jadi kita ngga sempet main ke Bunaken. Padahal udah diniatin dari awal banget..Tapi ternyata di Manado ngga cuma pantai dan lautnya aja yang keren. Pegunungannya juga keren banget.
Kita sempet main ke Tomohon, kota bunganya Manado. Diajak keliling boarding school dan wisata rohani di kaki gunung Lokon. Gunung berapi ini pas kita kesana sedang aktif, bisa dilihat dari cincin di lereng gunung yang warnanya kemerahan. Pas liat boarding school ini gue langsung inget sama cerita Malory Towers sama St. Clare. Apalagi pas ngobrol sama 2 orang murid yang sekolah disana. Yang satu anak Jakarta, satu lagi asli Manado. Di asrama ini satu kamarnya ada 6 orang, dan masing-masing kamar ada kayak ketua kelas. trus mereka punya jadwal harian siapa yang tugas bersihin kamar dst.
Kota Tomohon ini bener-bener pantas banget disebut kota bunga. Ngga kayak Bandung yang udah makin hilang bunga-bunganya, disini hampir disetiap pekarangan pasti ada bunga warna warni. Trus di meja-meja juga ada rangkaian bunga segar, kayaknya metik langsung dari halaman.
Di Tomohon kita juga mampir ke Danau Linau karena di danau ini ada sumber air panas, jadi disebut juga danau dua warna. Soalnya keliatan banget bedanya antara air panas yang hijau keputihan dan air dingin yang biru. Hebatnya lagi, pemilik tempat ini membangun pondok-pondoknya menyatu dengan alam. Jadinya keren dan ramah lingkungan sekali.
Surabaya
Satu hal yang gue inget dari kunjungan terakhir gue ke Surabaya, kotanya panas dan ngga enak banget. Tapi sekarang kotanya jadi lebih rapih, adem karena banyak pohon. Disini kita ngga terlalu banyak jalan-jalan. Paling jajan tahu campur aja di pinggir jalan sama mampir ke toko es krim yang udah ada dari dulu.Bali
Ngga ada bosennya ya kalau main ke Bali? Hehehe..
Tempat pertama yang kita datangin Dreamland. Katanya ini pantai baru pengganti Kuta yang makin lama makin padat. Lokasinya ada di perumahan yang katanya punya Tommy Soeharto. Pantainya sih keren banget, airnya masih jernih, pasirnya masih bersih. Tapiiiii..pas kita kesana, sedang ada pembangunan yang menurut kita sih terlalu dekat ke pantai dan kalau liat dari materi yang sudah terbangun keliatan kaku, dengan beton-beton yang tebal. Beda banget sama bangunan yang ada di Tomohon. Mudah-mudahan pas sudah jadi akan bagus dan ngga merusak pemandangan sih…
Di Bali kita juga beruntung banget bisa lihat upacara adat pembersihan roh jahat di salah satu Banjar. Jadi pas malam itu, pas pertemuan dua hari besar yaitu Kajeng Kliwon dan Anggar Kasih. Di hari ini, roh-roh jahat harus diusir, ada 2 randa jahat yang berusaha dikalahkan 1 barong baik, patih-patih pembela barong. Seru banget ritualnya dan bikin gue merinding. Sekarang gue sedang cari info soal upacara itu di internet :)
Salah satu yang gagal kita dapat di Bali, SUNSET. Katanya sunset terbagus di Bali bisa dilihat di Ku De Ta. Kita udah nungguin dari jam 4, supaya dapet spot yang bagus :p, tapi awannya makin lama makin tebal. Jadi dengan berat hati kita ninggalin Ku De Ta, karena sudah harus ngejar pesawat, sambil dipesenin sama Marcus, GM-nya untuk datang lagi di bulan Juli kalau renovasi mereka sudah selesai dan cuaca lebih bersahabat.
foto-foto lebih lengkap ada di sini
Labels: liburan, travelling, work

Rute gue Jakarta - Medan - transit Jakarta - Pontianak - Sanggau - Pontianak - Jakarta - Manado & Tomohon - transit Balikpapan - Surabaya - Bali.
Ada beberapa foto yang sempet diambil..salah satunya foto hujan ini. Seru banget liat hujan lokal turun dan ngelewatin pulau Manado tua ini.
Labels: travelling, work